Dongeng Pemekaran


Tulisan ini ditulis untuk menyambut Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2010,namun tanpa maksud / tujuan apapun,bukan pula untuk perenungan,hanya sekedar pemikiran gundah perintang waktu saja.nama,objek dan kejadian fiktif belaka.sumber tulisan berasal dari otak kiri yang bersinergi dengan otak kanan ( he..he..he.. ngawur ).

Alkisah…dinegeri Antap Ijo terdapat sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Kembang Komak,pusat Kerajaan berada di kota Kerajaan Jerengo,dengan dua Bandar
di barat daya untuk Bandar bagi para Nakhoda kapal dari negeri seberang dan Bandar sebelah timur untuk melintas ke pulau Belimbing yang kaya akan ternak sapi dan kuda serta banyak lagi hasil bumi lainnya.
Kerajaan Kembang Komak berada dipulau Bunut,di pulau ini pula terdapat 5 Kerajaan lain yang bersekutu namun
masih berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kembang Komak,yaitu Kerajaan Jerengo,Kelambu Bate,Kelambu Tengari,Timuq Eat dan Kelambu Utan sedangkan di pulau Belimbing sendiri terdapat 4 Kerajaan yang menghamba pada Kerajaan Kerajaan Kembang Komak,yaitu Kerajaan Nanas Madu,Simbur Sae,Tunggak Pancer dan Kerajaan Daun Bawaq.jadi ada sembilan Kerajaan yang menjadi sekutu dari Kerajaan Kembang Komak.
  1. Kerajaan Jerengo,dengan Rajanya Strotous van statis ( nama pemberian Kolonial )
  2. Kerajaan Kelambu Bate, dengan Rajanya Lukius II ( nama aslinya tidak pernah tertulis dalam kitab Kerajaan )
  3. Kerajaan Kelambu Tengari, dengan Rajanya Feodale a Lile
  4. Kerajaan Timuq Eat dengan Rajanya Ki Santeran
  5. Kerajaan Kelambu Utan dengan Rajanya Jaka Pluit
  6. Kerajaan Nanas Madu, dengan Rajanya Neo
  7. Kerajaan Simbur Sae, dengan Rajanya Mbe Karvov
  8. Kerajaan Tunggak Pancer dengan Rajanya Kerambe Sede
  9. Kerajaan Daun Bawaq dengan Rajanya Gustinov

Kesembilan Kerajaan ini berafiliasi tunduk patuh pada Kerajaan Kembang Komak,dari awal sejak berdirinya hampir tidak pernah ada gejolak,walau diperintah oleh Raja yang bukan dari wilayahnya sekalipun.hanya saja banyak ketimpangan dan kesenjangan. sebagian kawula berpendapat upeti dan jarahan hampir sepenuhnya dinikmati dipusat Kerajaan,bisa dilihat dari infrastruktur dan daya beli rakyatnya yang tidak sebanding,setara dan selaras dengan punggawa dan abdi Kerajaan lainnya.walau demikian tetap saja tidak ada gejolak.tetap diam dalam damai.

Namun ibarat pepatah tak ada jalan yang tak menanjak…hingga saatnya datanglah masa – masa genting,masa pemberontakan kecil disana-sini,mereka berkumpul dan bermufakat. menuntut pemerataan,menuntut hendak pisah dari Kerajaan Kembang Komak yang akhirnya berujung pada pemisahan wilayah Kerajaan sekutu menjadi Kerajaan yang lain.seorang patih yang tidak mau disebut namanya berkata “ untuk sementara pemekaran ini cukuplah untuk meredam suara – suara lain…” tercatat pada lembaran Kerajaan baru dua Kerajaan yang terbentuk yaitu Kerajaan Kelambu Utan Dan Daun Bawak.dua Kerajaan ini awalnya dibiayai dari Kerajaan Kembang Komak sendiri serta dari Kerajaan tetangganya bahkan untuk urusan Kawula,Adipati sampai Kacung / Jongos Opas Pemerintahan sekalipun.

Kerajaan Tunggak Pancer…. pada suatu hari seorang Peladang menemukan sesuatu dalam batuan yang banyak tertanam di kebunnya.dari kabar para perantau dikenali sebagai batuan emas yang harganya bisa 13 kali lipat dari bubuk mesiu atau seharga 7 bakul cengkeh basah .kabar itu begitu cepat tersebar,masyarakat mulai mengumpulkan batuan tersebut.mulai pula banyak tengkulak dan Saudagar dari seberang berduyun – duyun kepulau Belimbing untuk membeli batuan emas dari masyarakat sekitar.namun hal itu tidak bertahan lama.atas nama undang – undang Kerajaan Kembang Komak mengatakan “… tanah dimana terdapat batuan emas disanalah tanah milik Kerajaan…”

Dan didatangkanlah Saudagar Pengit dari negeri Ulah Sawak untuk mengolah tanah yang mengandung batuan emas didalamnya( konon mengandung banyak zat lain juga ).dengan perjanjian upeti / pajak yang harus lancar dikirim ke Kerajaan,namun tentunya pihak Kerajaan harus menyiapkan apa yang disyaratkan pihak Kongsi termasuk sarana fisik seperti jalan jembatan dan sarana non fisik seperti undang – undang yang melarang masyarakat Kerajaan sekitar atau siapa saja selain Kongsi Saudagar Pengit untuk tidak mengambil batuan disekitar lokasi tersebut .

Seperti diramalkan dari penuturan Baloq Siu…batuan emas disana akan habis dalam 1307 kali panen jagung atau jika Loq Amit Cicitnya yang baru bisa merangkak sudah bisa mempunyai anak…apalagi batuan tersebut jumlahnya berbukit – bukit.mungkin jika Si Amit sudah punya anak 7 orang barulah batuan tersebut musnah terkuras.

Mulailah pekerja dari Saudagar Pengit bekerja dengan telaten ulet ,dengan standar control yang ketat,hampir semua pekerjanya berasal dari negeri asal Kongsi,sisanya dengan bantuan penduduk sekitar dan Pekerja pendatang yang walaupun cuma sebagai kepala pembersih,staf tukang cuci ataupun administrator pengantar kopi atau tuak.

Masyarakat sekitar mulai yakin inilah Kesatria penyelamat yang diturunkan Hyang ESa kepada mereka.pundi – pundi mulai bertebaran.menyebarkarkan kemakmuran dan kesejahteraan…

Namun seiring waktu berjalan,seiring pula gunungan batu mulai terkikis hingga membentuk lubang yang curam,belum lagi masalah limbah…begitu jua dengan pola hidup masyarakat nya mulai terkikis jiwa social,pola hidup senang yang diberikan terlalu menyilaukan.walau tidak jarang banyak yang berhasil,berhasil menjadi Demung,Lurah,Patih bahkan Raja dari hasil ber-Kongsi dengan Saudagar Pengit,banyak pula yang berhasil mengirim anak mereka,cucu, saudara atau sanak untuk berguru ke negeri seberang dengan ongkos dari Kongsi,tapi tanpa sadar pola jeratan inilah yang membuat penduduk mulai menghitung langkah dengan materi, yang ( katanya ) menjadi petaka diesok hari.

Disatu sisi,masyarakat Kerajaan itu sudah merasa pintar dan tidak bodoh karena mulai tersadar,upeti dari Saudagar Pengit lebih banyak dinikmati oleh Kerajaan Kembang Komak daripada Kerajaan yang lain terutama yang di pulau Belimbing.timbullah keinginan untuk mengelola tanah sendiri tanpa diatur dari Kerajaan Kembang Komak. Nanas Madu,Simbur Sae,Tunggak Pancer dan Kerajaan Daun Bawaq sepakat untuk ber-wacana tidak bersekutu lagi dengan Kerajaan Kembang Komak.

Dari laporan beberapa telik sandi di lokasi yang rata – rata melaporkan pertemuan rahasia yang mulai begitu intens,rapat-rapat gelap dipadepokan hampir tiap malam.selebaran lontar mulai ditempel di rumah – rumah penduduk,sanak saudara yang menuntut kesaktian dinegeri seberang mulai dipersiapkan untuk kembali ke Kerajaan,issue pemerataan dan pemekaran kembali bergema dan semua itu ( kira – kira ) akan mengarah ke pemberontakan.masyarakat.terlebih masyarakat mulai mempertanyakan perjanjian Kerajaan Kembang Komak dengan Kongsi Saudagar Pengit yang menurut mereka perlu segera di kaji ulang ( Addendum / Revisi ).

Pihak Kerajaan Kembang Komak sendiri tentu tidak tinggal diam,untuk membendung keinginan sepihak dari pulau Belimbing yang mulai terang-terangan menyatakan ingin pisah dari Kerajaan Kembang Komak.digunakan beberapa taktik,seperti mengambil Kesatria terbaik dari Kerajaan untuk dijadikan Punggawa di Kerajaan Kembang Komak,membagikan kepada masyarakat secuil dari onggokan pundi-pundi yang telah lama disimpan,menambah jumlah Pekerja dari masyarakat,mengadakan Pemilihan Raja,Patih dan banyak lagi strategi lainnya yang ternyata bisa meredam sedikit suara pemberontakan yang nyaring.Walau samar entah sampai kapan suara itu bisa dibendung karena mesiu sudah terlanjur disulut…tinggallah menunggu kapan saatnya untuk meledak ( baca:bom waktu ).

Melihat kenyataan ini ,Raja Kerajaan Kembang Komak tak henti henti bergulana…risau memikirkan andai terpaksa pisah dari Kerajaan – Kerajaan dipulau Belimbing,alasannya bukan semata mata karena akan kehilangan banyak upeti,tapi lebih memikirkan rakyatnya yang akan terpecah belah,kembali bersuku-suku,pasti akan timbul banyak lagi kekacauan,sesama patih kan adu kesaktian,antar Kesatria akan berperang,antar masyarakat akan bermusuhan…karena nenek moyang sudah mengisyaratkan untuk tetaplah bersatu “karena kita saudara kita adalah keluarga” .

Tak ada yang mengetahui pasti akhir dari Kerajaan Kembang Komak.menurut Transkrip Mpu Sampu…Kerajaan Kembang Komak tetap bersatu hingga ada Raja yang berasal dari pulau Belimbing yang memimpin Kerajaan Kembang Komak.namun menurut Empu Sugih dalam kitab Vandalisme nya mengatakan Kerajaan Kembang Komak harus melepaskan Kerajaan Kerajaan dipulau Belimbing tanpa syarat dan alasan,ada juga yang Empu yang meramalkan berpisah namun kelak akan disatukan kembali oleh seorang Raja yang sakti.Raja yang benar benar bijaksana.

T a m a t

Keterangan : Nama, tempat dan objek sedapat mungkin dibuat acak dan asal-asalan yaitu perpaduan dari nama tumbuhan / tanaman dan nama asing yang tidak merujuk ke apapun.dengan tujuan bukan untuk menyesatkan/membingungkan namun semata mata agar nama nama tersebut tidak identik dengan nama lain dalam kehidupan nyata ( cieeeeee…) contoh :seandainya memakai nama cabai atau asam untuk nama pulau,pasti akan dideskripsikan dan dipersepsikan lain.terima kasih